Wednesday, May 14, 2014

Tak Sadar Kita Selalu Melihat Keburukan Orang





Ada istilah nasehat yang berbunyi, "Gajah di pelupuk mata tak terlihat, semut di seberang lautan nampak jelas terlihat".

Istilah tersebut bermakna, terkadang atau bahkan sering kita melihat atau membicarakan kejelekan dan keburukan orang lain. Tanpa disadari, bahwa kejelekan dan keburukan kita lebih banyak dari orang lain yang kita perhatikan atau perbincangkan tersebut.

 
***

Coba perhatikan kisah anekdot berikut ...

Dipagi hari yang cerah terjadi perbincangan ringan sepasang suami isteri.

Isteri : "Pa, sudah beberapa hari ini Mama lihat, jemuran tetangga kita itu, nampak masih kotor ya"

Suami : "Masa sih, Ma?"

Isteri : " Iya, Pa. Coba deh, Papa lihat!"

Suami : " Iya juga ya. Kotor."

Keesokan harinya, ketika menengok ke jendela kamar lagi, si isteri dengan keheranan kembali berbicara kepada suaminya.

Isteri : " Pa..Pa.., Pagi ini kulihat jemuran tetangga kita nampak bersih ya."

Suami : " Oh, Iya Ma. Benar."

Isteri : "Apa Papa yang memberi tahu ke tetangga kita itu, supaya mencucinya sampai bersih?"

Suami : "Tidak, Ma. Cuma kemaren sore, kaca jendela kita ini, telah Papa cuci sampai bersih, hingga nampak kinclong."

Isteri : " Lho...lho...., Apa hubungannya kaca jendela dengan jemuran tetangga kita Pa?"

Suami : "Gara-gara kaca jendela kita kotor inilah, makanya cucian tetangga yang sebenarnya bersih, jadi nampak kotor."

 



                                                                             ***

Mudah-mudahan kita semua dapat mengambil dari kisah di atas. Artinya, terkadang kita susah sekali melihat atau menerima kebaikan orang lain atau kita selalu melihat orang lain terlihat jelek atau buruk terus. Padahal yang kotor tersebut itu adalah hati kita. Hati kita yang kotor susah melihat sisi kebaikan seseorang. Sejelek-jelek seseorang, niscaya memiliki kebaikan.

Semoga kita dapat membersihkan hati kita, sehingga dengan hati yang bersih, kita dapat melihat hal-hal baik dari seseorang yang paling benci atau tidak disukai sekalipun.

No comments:

Post a Comment