Friday, March 13, 2015

Meneladani Ketaatan Iyash (Seorang Pemelihara Kuda Kerajaan)





Mungkin cerita ini banyak beredar di internet, karena saking terkenalnya. Namun, saya tulis kembali, sesuai memori ingatan yang pernah didengar.


Dulu, di sebuah kerajaan ada seorang pemelihara kuda istana yang bernama Iyash. Ia sangat disayangi Raja. Perhatian dan cinta sang raja melebihi para menteri dan pejabat tinggi istana lainnya, hingga membuat mereka iri dan cemburu kepada Iyash.
 
Pasti ada sikap dan sifat terpuji Iyash, yang menyebabkan sang raja sangat menyukainya.
Suatu hari Raja membuat semacam ujian (fit and profer test), sekalian pembuktian, mengapa sang raja menyayangi si pemelihara kuda kerajaan. Raja mengundang semua pejabat tinggi, para menteri, termasuk Iyash hadir dan berkumpul di istana.
 
Raja mengadakan jamuan. Masing-masing yang hadir dihidangkan satu buah jeruk. Semuanya diminta memakannya.
 
Saat mengunyah irisan pertama buah jeruk, semua wajah yang mencicipi, menunjukan ekspresi kekecutan. Buah jeruk yang dikunyah rasanya sangat asem. Sisa irisan jeruk tidak dimakan lagi, cuma sampai gigitan dan kecapan irisan pertama. Bahkan yang di dalam mulut dimuntahkan.
 
Ternyata Raja sengaja menghidangkan jeruk asem tersebut kepada semua orang yang diundangnya.
 
Namun berbeda bagi si Iyash. Ia terus mengunyah irisan demi irisan jeruk. Wajahnya senyam-senyum begitu menikmati.
 
Para menteri dan pejabat tinggi kerajaan heran dengan sikap Iyash. Berpendapat bahwa si pemelihara kuda itu sudah gendeng. Atau otaknya sudah tidak waras. Jeruk yang asem dan kecut dikunyahnya seolah-olah menikmati jeruk yang manis.
 

***
 
Berikutnya, Raja memberi masing-masing tamunya satu kalung emas bertahta permata indah yang harganya sangat mahal.
 
Namun selanjutnya, semua tamu yang hadir beropini, bahwa Raja ikut-ikutan gila kayak Iyash, yang sebelumnya keenakan menikmati jeruk asem. Sang Raja memberi lagi satu palu godam ke tamunya, dan meminta mereka memecah dan menghancurkan kalung permata. Karena merasa kalung mewah merupakan hadiah pemberian Raja dan merasa sayang, tak seorang tamu pun yang mengikuti titah raja. 


Namun hanya satu orang yang taat, yakni Iyash. Tanpa ragu dan tidak merasa kehilangan, si pemelihara kuda itu menghancurkan kalung hingga pecah berkeping-keping. 


***
 

Itulah gambaran seorang hamba dengan Tuhannya. Kecut, manis, asem, pedas, asin kehidupan adalah pemberian Allah. Seorang insan yang meyakini bahwa ia hanya seorang budak Tuhannya, akan selalu merasa gembira, syukur dan tidak protest atas segala pemberian Sang Maha Pencipta. 

 
Begitupula dengan segala perintah Tuhan. Mesti menaati perintahnya dalam setiap saat dan keadaan. Meskipun perintah itu terasa pahit dan bertentangan dengan hati. Dan meskipun, perintah tersebut, diharuskan menjauhi sesuatu yang indah dan menyenangkan.
 

***



No comments:

Post a Comment