Friday, March 13, 2015

Alhamdulillah, Bibi Penjaja Sayur Itu, Kini Berhijab




Tidak seperti PNS atau karyawan perusahaan lainnya, saya ngantor kerja jam sepuluh pagi. (Pekerjaan of the record :) )
 
Menunggu waktu kerja, biasanya saya nyantai di belakang rumah. Cari ide, nulis buat posting ke KBM, lanjutkan menulis proyek novel, memandang langit duha yang indah. Terkadang, pesawat lewat di atas langit belakang rumah. Tanpa malu dilihat tetangga, menjemur pakaian pun saya lakukan.
 
Saat nyantai di belakang rumah itu, setiap hari, saya lihat ada bibi penjaja sayur-mayur dan kebutuhan dapur lainnya, dengan bergerobak datang menjajakan dagangan. Di belakang rumah itu, ada beberapa rumah tetangga, dan kepada para ibu di rumah-rumah itu, si bibi menawarkan.
 
Bibi penjual sayur itu baru saja berjualan sekitar enam bulan yang lalu. Waktu awal-awal melihat dan beli dagangan si bibi, saya lihat penampilannya jauh dari disebut wanita muslimah yang semestinya menutup aurat. Celana selutut, baju kaos pendek.
 
Setiap hari saya usahakan membeli dagangan si bibi, meski harus gabung sama ibu-ibu dan cuma beli lima ribu rupiah. Beli bawang, cabe, atau kue-kue ringan.
 
Suatu waktu, hari Jumat, saya lihat penampilan si bibi lain. Ia memakai jilbab di kepala. Meski masih memakai kaos berlengan pendek.
 
"Wah, Bibi cantik, kalau begini." pujiku sopan, saat membeli bawang merah.
 
"Ini khusus hari Jumat." sahut si bibi.
 
"Coba setiap hari begini, Bi." kataku lagi, sambil berlalu pergi. Si bibi cuma tersenyum.
 
Alhamdulillah, hari-hari berikutnya si bibi selalu berjilbab saat berjualan. Bahkan tidak pakai kaos berlengan pendek lagi, selalu berlengan panjang.
 
Saya tidak tahu ibadah si bibi. Hanya Allah SWT yang Maha Tahu ketaqwaan seorang hamba. Namun, yang jelas kini ia selalu berhijab jika keliling jualan.
 
Saya pun tidak merasa bahwa dikarenakan pujian saya kemaren ia terus memakai hijab. Pasti hidayah Allah. Saya hanya bersikap santun kepada saudara muslim, ikhlas mengikrom (beli dagangan si bibi), dan sedikit nasehat hikmah, Alhamdulillah, lewat kesan positif itu, Allah jadikan cahaya hidayah kepada si bibi untuk terus berhijab.
 
Berdakwah bukan harus menjadi ahli agama dulu atau langsung bicara perkara agama ke manusia lainnya. Berpakaian islami pun termasuk dakwah. Orang akan teringat masjid, atau Allah, saat melihat seseorang yang berpakaian islami. Bersikap sopan-santun, meski hanya menyunggingkan senyum saat bertemu saudaranya juga termasuk dakwah. Berkepribadian muslim yang ramah, jujur, amanah, terpercaya, termasuk dakwah pula.

1 comment: