Mungkin cerita ini banyak beredar di internet,
karena saking terkenalnya. Namun, saya tulis kembali, sesuai memori ingatan
yang pernah didengar.
Dulu, di sebuah kerajaan ada seorang pemelihara kuda istana yang bernama Iyash.
Ia sangat disayangi Raja. Perhatian dan cinta sang raja melebihi para menteri
dan pejabat tinggi istana lainnya, hingga membuat mereka iri dan cemburu kepada Iyash.
Pasti ada sikap dan sifat terpuji Iyash, yang
menyebabkan sang raja sangat menyukainya.
Suatu hari Raja membuat semacam ujian (fit and
profer test), sekalian pembuktian, mengapa sang raja menyayangi si pemelihara
kuda kerajaan. Raja mengundang semua pejabat tinggi, para menteri, termasuk
Iyash hadir dan berkumpul di istana.
Raja mengadakan jamuan. Masing-masing yang hadir
dihidangkan satu buah jeruk. Semuanya diminta memakannya.
Saat mengunyah irisan pertama buah jeruk, semua
wajah yang mencicipi, menunjukan ekspresi kekecutan. Buah jeruk yang dikunyah
rasanya sangat asem. Sisa irisan jeruk tidak dimakan lagi, cuma sampai gigitan
dan kecapan irisan pertama. Bahkan yang di dalam mulut dimuntahkan.
Ternyata Raja sengaja menghidangkan jeruk asem
tersebut kepada semua orang yang diundangnya.
Namun berbeda bagi si Iyash. Ia terus mengunyah
irisan demi irisan jeruk. Wajahnya senyam-senyum begitu menikmati.
Para menteri dan pejabat tinggi kerajaan heran dengan sikap
Iyash. Berpendapat bahwa si pemelihara kuda itu sudah gendeng. Atau otaknya
sudah tidak waras. Jeruk yang asem dan kecut dikunyahnya seolah-olah menikmati
jeruk yang manis.
***
Berikutnya, Raja memberi masing-masing tamunya satu
kalung emas bertahta permata indah yang harganya sangat mahal.
Namun selanjutnya, semua tamu yang hadir beropini,
bahwa Raja ikut-ikutan gila kayak Iyash, yang sebelumnya keenakan menikmati
jeruk asem. Sang Raja memberi lagi satu palu godam ke tamunya, dan meminta
mereka memecah dan menghancurkan kalung permata. Karena merasa kalung mewah merupakan hadiah
pemberian Raja dan merasa sayang, tak seorang tamu pun yang mengikuti titah
raja.
Namun hanya satu orang yang taat, yakni Iyash. Tanpa ragu dan tidak merasa kehilangan, si pemelihara kuda itu menghancurkan kalung hingga pecah berkeping-keping.
Namun hanya satu orang yang taat, yakni Iyash. Tanpa ragu dan tidak merasa kehilangan, si pemelihara kuda itu menghancurkan kalung hingga pecah berkeping-keping.
***
Itulah gambaran seorang hamba dengan Tuhannya. Kecut, manis, asem, pedas, asin kehidupan adalah pemberian Allah. Seorang insan yang meyakini bahwa ia hanya seorang budak Tuhannya, akan selalu merasa gembira, syukur dan tidak protest atas segala pemberian Sang Maha Pencipta.
Begitupula dengan segala perintah Tuhan. Mesti menaati perintahnya dalam setiap saat dan keadaan. Meskipun perintah itu terasa pahit dan bertentangan dengan hati. Dan meskipun, perintah tersebut, diharuskan menjauhi sesuatu yang indah dan menyenangkan.
***
No comments:
Post a Comment